Ketua Paramotor Indonesia, Cahyo Alkantana mengatakan, 15 tahun yang lalu mulai lahirlah kegiatan Paramotor dengan segala keterbatasannya dengan menggunakan mesin dan parasut yang sederhana. Olahraga Kedirgantaraan ini berada dibawah naungan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) salah satu bidang dibawah angkatan udara dan mempunyai 350 anggota.
Perkembangan terbaru dalam penerbangan ultra ringan, Paramotor (juga disebut Powered Paragliders) menggabungkan karakteristik paraglider yang mudah terbang dengan otonomi dan jangkauan penerbangan bertenaga.
Paramotor relatif mudah dipelajari untuk terbang, namun ketika diluncurkan, mereka tidak perlu terbang dan lapangan terbang untuk beroperasi dapat diterbangkan dari lapangan terbuka yang datar tanpa harus menemukan lokasi bukit menghadap angin atau bahkan menunggu angin untuk meniup.
“Kita berkembang karena melakukan pembinaan – pembinaan terhadap TNI AU. Tempat-tempat yang biasa kita lakukan untuk terbang biasanya di lanud-lanud, seperti lanud pondok cabe, halim, atang sanjaya. Disana kita aktif terbang dan beberapa anggota TNI AU, kepolisian, AD mengikuti pelatihan,” ujar Cahyo saat menjadi narasumber di program community update yang di pandu oleh Prayudha Moeljo di studio El John TV, Soho Capital, Jakarta.
Paramotor ini terdiri dari mesin bensin 2 tak atau 4 tak yang menggerakkan baling-baling, dikenakan seperti paket belakang di bawah sayap paraglider dan memberikan dorongan untuk lepas landas, memanjat, dan mempertahankan level penerbangan.
Paramotor adalah salah satu kegiatan petualangan yang sudah saya digeluti Cahyo sekitar 12 tahun yang lalu. Dan sudah banyak kejuaraan-kejuaraan yang ia ikuti baik lokal maupun nasional.
Olahraga paramotor ini bukanlah suatu olahraga yang menakutkan. Kalau kita sesuai dengan SOP dan belajar dengan benar, tidak lah susah. Bahkan dulu ada siswa yang katanya takut ketinggian, ternyata tidak takut ketinggian lagi. Artinya SOP yang sudah diterapkan secara manual dijalani dengan baik.
Pada Kesempatan yang sama, Pilot dan Atlet Nasional Paramotor Indonesia, Acep Rustandi menjelaskan untuk para pemula biasanya penerbangan perdana membutuhkan waktu 1 minggu. Karena mereka harus mengetahui step-step nya seperti menstabilkan parasut, di tandemin dulu dengan pelatihnya supaya dia dapat filling navigasi dan setelah itu baru dicoba untuk first flight.
Olahraga ini tidak menakutkan, tidak mengerikan dan tidak susah. Asalkan kita mengikuti SOP nya. Sebelum diterbangkan mereka akan diberikan teori terlebih dahulu, pengenalan alat, fungsi-fungsi mesin, parasut dan sebagainya,” kata Acep.
Copy@travelclub.co.id
